Senin, 20 Desember 2010

Jepang Menawan Indonesia Mengecewakan

Suatu ketika saya pergi ke suatu majelis ta’lim, suatu tempat di mana kita akan mendapat yang orang mengira tentunya tentang ilmu agama, tapi kali ini saya mendapatkan hal lain dari itu walaupun tetap menyangkut tentang agama. Tapi kali ini saya akan membahas bagian dari itu yang masih menyangkut tentang sebuah materi blog ini yaitu masalah kemampuan intrapersonal. Pada saat itu majelis taklim yang saya datangi membahas tentang kebobrokan bangsa yang saat ini sudah mulai terasa meresahkan, mulai dari anak muda yang sudah sulit di atur hingga para dewasanya yang sudah mulai berfikir tidak dewasa karena mulai berfikir tentang diri sendiri.

Pada saat pembhasannya saya tertarik salah satu materi yang dibicarakan. Materi itu adalah tentang hasil eksperiment yang dilakukan oleh suatu kelompok. Penelitian yang dilakukan ialah membandingkan tingkah laku beberapa anak. Penelitian kali ini anak-anak yang dipilih adalah dari Negara Jepang yang dibandingkan dengan anak-anak dari Indonesia, Negara kita sendiri. Eksperiment ini dilakukan dengan cara pertama, dipersiapkan 2 buah ruangan yang isi bentuk dan ukurannya sama. Ruangan ini nantinya akan di masuki masing-masing ruangan satu kelompok anak yang berasal dari Negara yang sama. Sehingga akan terpisah ruangan masing-masing anak dari Negara berbeda. Dalam ruangn itu diisi banyak mainan yang ditata rapi, kemudian juga ada ice cream yang sebagai persediaan minuman untuk mereka, karena mereka akan diberi waktu seharian di sana. Eksperiment di mulai, mereka di masukkan ke dalam ruangan-ruangan itu sesuai ketentuan yang telah ditentukan. Ditunggu seharian di sana, setelah selesai anak-anak tersebut tidak langsung disuruh pulang. Kemudian hasil eksperiment pun diteliti oleh para ahlinya. Diberikan hasil, pertama ruangan yang yang ditempati anak Indonesia, mainan yang sebelumnya di tata rapi, sekarang berserakan, dan tempat es pun yang disediakan juga terbuka dan kerapiannya pun tidak terlihat di sana, para peneliti menganggap ini hal biasa, karena memang yang ada didalamnya adalah seorang anak-anak. Mari kita ke ruangan yang telah di tempati oleh anak-anak dari jepang, terlihat suatu perbedaan yang sangat signifikan. Di ruangan tersebut terlihat sangat tidak berbeda dari keadaan awal. Mainan yang tadi digunakan, seperti anak-anak lain, ketika sang peneliti masuk, tidak terlihat seperti mainan yang telah diguakan, Kotak ice cream juga tertata rapi, ada hal yang cukup mencengangkan disini, disamping kotak ice cream terdapat beberapa uang. Kemudian sang peneliti pun bertanya karena mereka agak bingung melihat hal yang tidak biasa ini, pertanyaan pertama, Kenapa kamu menata kembali mainan ini, kamikan tadi tidak menyuruh untuk menata kembali. Anak-anak itu menjawab, Kami menata kembali karena agar nanti yang akan memainkan kembali lebih mudah tidak kesusahan mencari mainan itu, karena sudah di tata. Kemudian pertanyaan yang kedua, kenapa kamu meninggalkan uang untuk setiap ice cream yang kamu makan. Mereka menjawab, agar si pemilik ice cream bisa menyediakan lagi ice cream untuk kita makan.
Luar biasa, sebuah jawaban yang tidak pernah kita piker sewaktu kita kecil, tapi saying hal itu di jawab oleh seorang anak dari jepang, bukan dari Indinesia. Nah, hal inilah yang perlu kita pikirkan saat ini. Kalau masih anak-anak sudah seperti itu, apakah yang akan terjadi jika mereka dewasa? Tidak perlu di jawab karena mestinya itu sudah terjawab di sekitar kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar