Rabu, 08 Desember 2010

Empati

Empati merupakan perasaan ikut memiliki dan merasakan tentang apa yang ada disekitar kita dan sifat ini murni dalam diri manusia. Tidak akan mungkin manusia hidup di dunia ini tidak memiliki empati. Yang ada saat ini adalah mereka tidak merasa memilikinya sehingga terasa hamper hilang dari muku bumi ini. Karena kebanyakan orang saat ini sangat mudah terlihat bila mereka berbuat sebuah kejahatan daripada mereka melakukan sebuah kebaikan yang tentunya itu akan mengarah kepada sifat empati. Perlu kita sadari bahwa perasaan ini sangatlah murni dari hati nurani kita, hanya orang yang mau mengenal dirinyalah yang mengetahui itu. Jadi cobalah mulai saat ini untuk mengenal kembali lebih dalam dirimu itu, agar sifat yang baik selama terpendam mampu muncul kembali ke permukaan sebagai penuntun hidupmu.
Di atas sudah di sebutkan bahwa empati ini merupakan sifat asli manusia tapi mengapa kita masih perlu belajar tentang itu? Padahal seharusnya kita sudah memilikinya kenapa juga harus dipelajari? Sebuah pertanyaan bagus yang akan muncul jika kita membahas bagian ini. Sebuah jawaban yang mencengangkan pun muncul, karena memang kita tidak tahu itu. Jawaban yang sebenarnya agak naïf untuk di ucapkan, tapi kawan kita harus mengakui itu karena memang itulah kenyataannya.
Untuk mengatasi masalah yang seperti itu, maka dari itu pada salah satu bab pada mata kuliah jurusan sistem informasi institut teknologi sepuluh nopember di adakan itu, karena melihat pentingnya dan ketidak adanya kesadaran manusia tentang itu. Dari sini para dosen pengajar dan fasilitator berharap akan ada perubahan yang besar dalam diri mahasiswa khususnya dalam hal empati, mengingat salah satu peran fungsi mahsiswa yaitu social control, sebuah fungsi yang didasari oleh sifat empati, jadi tanpa adanya sifat empati yang disadari oleh mehasiswa akan membuat fungsi itu , hanya sebuah teori belaka.
Pada mata kuliah bab empati ini kami belajarbya melalui mendatangi sebuah yayasan pendidikan di daerah gebang putih. Daerah ini tidak jauh dari lingkungan ITS sehingga kami tidak butuh waktu lama untuk menjangkaunya, hanya butuh waktu sekitar lima hingga sepuluh menit saja dari kampus sistem informasi institut teknologi sepuluh nopember. Tempat itu adalah YPAB atau Yayasan Pendidikan Anak Buta. Sesampainya di sana kita rombongan langsung disambut dengan penampilan permainan music yang spektakuler, kenapa spektakuler karena dimainkan oleh teman-teman kita yang tuna netra. Permainan music ini tidak main-main, karena ternyata mereka sangat mahir sekali dalam memainkannya sehingga musik yang dihasilkan menjadi semakin memukau para penonton. Hal ini terbukti dari tepuk tangan yang sangat keras dari penonton terpukau melihatnya.
Pembelajaran empati ini disampaikan melalui kita para mahasiswa mengajak bermain para siswa YPAB, permainan yang biasa kami lakukan dalam pembelajaran kemampuan interpersonal pada hari-hari biasa. Permainan yang kami mainkan yaitu lempar bola untuk perkenalan, memutar garis waktu, dan lain-lain. Dengan begini diharapkan kita bisa lebih merasakan apa yang mereka rasakan sehingga pada akhirnya perasaan empati kita semakin terbetuk dan makin kuat pula.
Begitulah cara kami untuk mengembalikan perasaan empati kami. Mungkin ini hanya sebagian kecil atau salah satu cara untuk memunculkan kemabali rasa itu dari dalam diri kita, maka dari itu marilah kita segera temukan rasa empati itu sehingga harapannya hidup yang kita jalani kedepannya semakin damai dan membahagiakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar