Selasa, 11 Januari 2011

Bertahan Lewat Interpersonal


Setelah kita melakukan dan memahami dari hasil pembelajaran pembentukan kemampuan interpersonal. Dalam memahaminya, dilakukan dengan cara mengikuti simulasi demi simulasi yang dikemas secara apik, sehingga siapapun yang memainkannya, selain mendapat pembelajaran dari sana mereka juga akan merasa senang. Seperti kita ketahui sebelumnya,bahwa kemampuan ini akan mengantar kita ke dalam kebahagiaan. Kenapa bahagia? Karena kalau hanya sukses itu belum cukup. Kita perlu bisa membahagiakan diri sendiri, untuk bisa sukses. Mencapai kebahagiaan sudah pasti sukses, tetapi sukses belum tentu membuat kita bahagia.
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang kemampuan interpersonal, alangkah baiknya kalau kita tahu, apa arti darikata itu. Kita mulai dari kata Kemampuan. Kemampuan menurut Kamus Besar Bahasa Indoneia (KBBI) merupakan kata benda yang berarti Kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan. Kemudian kata yang kedua yaitu Interpersonal. Untuk lebih mudah memahami kata ini akan saya bagi kedalam dua kata yaitu, inter dan personal. Menurut pencarian yang saya lakukan, inter berarti antar atau hubungan, kemudian personal dalam KBBI berarti pribadi seseorang atau bisa diartikan orang atau orang banyak. Jadi jika kita gabungkan kemampuan interpersonal berarti kekuatan atau kesanggupan kita dalam berhubungan antar manusia.

Senin, 10 Januari 2011

Film kepribadian (Jepang vs Amerika) - GUNG HO -


Gung Ho, mendengar kata ini orang akan langsung mengira bahwa ini adalah sebuah judul film mandarin. Sebuah alasan yang pasti tepat sekali tertebak, karena judul yang digunakan berasal dari bahasa mandarin. Kata ini tidak memiliki arti secara asli, tapi kata ini hanya memiliki arti secara tersirat. Gung ho berarti bekerja bersama-sama atau bergotong royong, sehingga semua kegiatan lebih mudah dan cepat diselesaikan.
Film ini merupakan film yang mempertemukan antara dua kebiasaan yang sangat berlawanan dalam satu bidang. Hal inilah yang menjadikan menarik dari film ini. Karena itulah film ini dipilih sebagai pembantu pembelajaran dalam pembentukan karakter. Pantas saja karena penggambaran yang diberikan memang memperlihatkan antara sebuah karakter yang berbeda, sehingga itu bisa menjadi pembelajaran yang tepat untuk pembentukan karakter. Karakter yang diangkat disini adalah karakter dari dua bangsa yaitu budaya dari bangsa Jepang dan budaya dari bangsa amerika. Seperti kita ketahui amerika merupakan bangsa yang keras, namun dalam kekerasannya ini, mereka mempunyai sisi positif yang baik sekali. Sisi positif dari mereka adalah mereka sangat menjunjung tinggi kebersamaan. Dari film inilah terlihat sekali penggambarannya, melalui sekelompok orang yang selalau bersama dari sebuah kota kecil di belahan bumi amerika. Mereka selalu bersama, ketika mereka keluar  untuk minum bersama-sama, kemudian ketika di waktu bekerja mereka juga selalu bersama. Bahkan ketika salah satu dari mereka berbohong kepada mereka, justru teman inilah yang lebih dipercaya daripada orang lain meskipun berkata benar. Hal inilah yang bisa dikatakan sebagai kelemahan untuk bangsa amerika. Satu hal lagi sifat yang ditunjukakan disini, yaitu mereka selalu tetap memperhatikan keluarga mereka, meski mereka harus tetap bekerja. Untuk memperhatikan itu mereka rela meninggalkan perkerjaan. Karena mereka berfikir bahwa keluargalah yang seharusnya kita bahagiakan dengan keberadaan mereka daripada seorang bos yang memberi mereke pekerjaan. Hal seperti ini sangat berbeda dengan yang dimiliki oleh jepang, dimana jepang lebih mengutamakan dan mencintai pekerjaan mereka demi apapun. Agar pekerjaan yang sedang mereka jalani lebih maksimal dan tidak ada yang menandingi hasil dari pekerjaan mereka. Tingkah laku seperti inilah yang membuat mereka mengucilkan keluarga mereka. Ini dibuktikan ketika seorang istri dari direktur yang berasal dari jepang selesai membelikan sepeda yang belum di rakit untuk anaknya. Seorang istri ini meminta kepada suaminya untuk membantu merakitnya. Waktu itu suaminya sedang sibuk bekerja, padahal itu sudah larut malam. Karena kedaan seperti ini berbeda dengan apa yang dilihat istrinya di amerika maka istrinya berkata kepada suaminya “Lihat orang amerika, mereka bekerja tapi masih bisa bermain dengan anaknya”. Sebuah kalimat yang seharusnya tidak muncul pada mulut seorang istri.

Sabtu, 08 Januari 2011

Sang Penggali Diri


Judul Buku      : ESQ (Emotional Spiritual Quoutient)
Pengarang       : Ary Ginanjar Agustiar
Cetakan ke     : 49
Tahun Terbit   : 2009
ISBN              : 979-97542-3-2
Tebal              : 440 + x
Penerbit          : ARGA Publishing
Berbicara masalah pembentukan moral atau karakter, pasti akan ketemu dengan tiga bagian dari itu, yaitu EQ, SQ, dan IQ. Ketiganya memang hal-hal yang berbeda namun sangatlah berkaitan. EQ merupakan Emotional Quotient , kecerdasan menangkap dan memahami kemudian bertindak menurut apa yang sedang terjadi di sekitar kita. SQ, Spiritual Quotient kecerdasan yang sangat berhubungan dengan keyakinan, keyakinan ini juga berhubungan dengan masalah agama atau hubungan manusia dengan tuhannya. IQ adalah Intelegent Quotient, Merupakan kecerdasan yang dimiliki manusia karena otaknya, disini yang dihasilkan merupakan logiki-logika berfikir, hasil dari pengalaman yang ada dan merupakan daya olah kita untuk menyelesaikan masalah.

Ketiga aspek diatas dianggap sangat bisa mempengaruhi kesuksesan seseorang oleh para ahli. Sehingga akhir-akhir ini, ramai dibicarakan tentang ketiganya, bahkan hal ini sampai pada orang-orang awam, yang terkadang ini bisa membuat mereka minder ketika mereka tahu bahwa nilai mereka pada ketiga asperk ini sangat tidak mendukung. Tetapi yang paling menonjol dibicarakan hanyalah IQ, atau tingkat kecerdasan belaka. Karena hal ini sudah mulai tersebar kemana-mana, hingga akhirnya banyak orang melupakan kedua aspek lainnya yang justru lebih penting. Banyak orang menganggap bahwa tanpa IQ mereka bukan apa-apa. Hal ini sangat keliru jadi perlu kita hindari. Ada seseorang yang muncul disela-sela kepahitan karena ketergantungan dengan IQ sangat tinggi, Beliaulah Bapak Ary Ginanjar Agustiar, seorang pelopor peradaban yang bercita-cita menciptakan Indonesia emas 2020. Beliau mengarang sebuah buku yang sangat fenomenal yang diberi nama ESQ Emotional Spiritual Quotient, seperti apa buku ini? Silahkan dilanjutkan membaca.

Kamis, 06 Januari 2011

The Last KI Study in SI


Pada akhir ini akan dibahas tentang pembelajaran terakhir yang mengajarkan kita tentang bagaimana menjadi seorang pemimpin yang baik dan disegani, seperti biasanya pembelajaran akan dilakukan dengan cara bermain-main, dengan perminan yang mengasyikkan namun tetap mendidik. Permainan kali ini, kita akan mempelajari pada intinya, sifat-sifat maupun orientasi yang harus ada pada seorang manajer maupun seorang karyawan, dengan pengetahuan tentang hal itu diharapkan, bisa dijadikan sebagai dasar teori untuk sebuah tindakan. Yang kemudian tindakan ini akan dilakukan pada saat simulasi kejadian dalam permainan ini.

Selasa, 04 Januari 2011

ALNI, Penggugah Nasionalisme yang Mulai Mati


Berbicara masalah kejadian yang terjadi di negeri ini, mungkin orang akan banyak berfikir seperti apa keadaan negeri ini adalah Negara yang bobrok dengan segala kebobrokan yang ada di seluruh Negara di muka bumi ini. Orang hanya akan bisa berbicara seperti itu, tapi jika mereka diminta mendiskripsikannya, saya yakin pasti akan bingung yang dimaksud bobrok itu yang sepert apa. Untuk memberitahu itu kepada masyarakan bang Deddy Mizwar selaku sutradara dan direktur terkenal membuat sebuah film yang akan menawarkan solusi pada permasalahan negeri ini, seperti apa film itu, kita simak penjelasan berikut.